LAPORAN
PENGAMATAN
HAMA DAN PENYAKIT
PADA TANAMAN SAYURAN
DI SUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 5
NAMA NPM
1.
SITI ZULHIZZAH LUBIS 2011 11 043
2.
MULIADI LUBIS 2011 11 052
3.
TAMMAT HRP 2011 11 162
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
GRAHA NUSANTARA
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2012- 2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur dengan
segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa, kami panjatkan kepada kehadirat
Allah S.W.T yang senantiasa melimpahkan rahmat karunia dan hidayah-Nya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan judul “LAPORAN PENGAMATAN HAMA PENYAKIT”
Serta salam kami tunjukan kapada Rasul kita
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan kepada kita dengan agama rahmatan
lil „alamin agama islam.
Selesainya
penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan darisemua pihak
baik moril ataupun materil sehingga makalah ini dapat terselesai dengan
baik.Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua terlebih
– lebih bagi kelompok kami yang mengerjakan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya.Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah kelompok kami yang mengerjakan makalah
ini.
Padangsidimpuan, 28 November
2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.......................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Hama 2
·
Serangga......................................................................................... 2
2.2 Penyakit..................................................................................................... 7
§
Jamur.............................................................................................. 7
·
Bakteri............................................................................................ 9
·
Virus............................................................................................... 11
BAB III METODE
PELAKSANAAN
3.1
Pelaksanaan.............................................................................................. 13
3.2
Metode Pelaksanaan................................................................................ 14
BAB IV HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil 15
4.2
Pembahasan............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Gangguan hama dan penyakit pada tanaman merupakan salah satu
kendala yang cukup rumit dalam usaha pertanian. Keberadaan hama dan penyakit
merupakan factor yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan pembentukan
hasil. Serangannya pada tanaman dapat datang secara mendadak dan dapat bersifat
eksplosif (meluas) sehingga dalam waktu yang relative singkat seringkali dapat
mematikan seluruh tanaman dan menggagalkan panen.
Pemberantasan hama dan penyakit secara total tidak mungkin
dapat dilakukan karena perkembangannya yang sangat cepat dan sulit dikontrol.
Namun dengan pengamatan yang baik di lapangan sejak awal penanaman sampai
penen, serangan hama dan penyakit dapat Hama adalah binatang yang dianggap
dapat mengganggu atau merusak tanaman dengan memakan bagian tanaman yang
disukainya. Misalnya : Serangga (insekta), cacing (nematode), binatang
menyusui, dan lain-lain. Penyakit yang menyerang tanaman bukan disebabkan oleh
binatang, melainkan oleh makhluk mikrokospis, misalnya bakteri, virus, cendawan
(jamur), dan lain-lain.
Pada pengendalian hama dan penyakit secra biologi, kimiawi,
mekanis, dan varietas tahan dapat dilakukan secara terpadu, yaitu memadukan
cara biologis, kimiawi, mekanis, dan varietas tahan seacar berimbang.
Pengendalian secara terpadu ini dikenal dengan naman Pengendalian Hama Terpadu
(PHT).
Pengendalian Hama Terpadu sangat baik dilakukan karena dapat
memberikan dampak positif, baik pengendalian hama dan pathogen maupun terhadap
lingkungan. Pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi memeang lebih efektif
dibandingkan dengan pengendalian secar biologis, mekanis, serta varietas tahan.
Tetapi ternyata menimbulkan residu efek terhadap lingkungan, yakni pencemaran
lingkungan. Pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan kimia tersebut dapat
berdampak terhadap unsure-unsur biologis, yaitu musnahnya organism lain yang
bukan sasaran, misalnya hewan-hewan predator, hewan-hewan yang dapat membantu
penyerbukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
HAMA
A. SERANGGA
Diantara binatang yang merupakan hama tanaman, para serangga (insek)
memainkan yang paling penting. Sampai sekarang sudah tercatat lebih dari 30.000
jenis sebagai hama tanaman. Jumlah serangga yang tidak merugikan tanaman masih
puluhan kali lebih banyak, diantaranya ada yang membantu manusia sebagai musuh
(predator) serangga perusak tanaman, dalam proses pembuahan, sebagai penghancur
sampah dan kotoran dsb.
Ø
Klasifikasi
serangga
Serangga termasuk phylum Arthropoda, kelas Insecta (Hexapoda).Dalam kelas
insecta ada 29 ordo. Dibawah ini hanya dibicarakan ordo yang penting sebagai
hama tanaman. Dalam setiap ordo ada sejumlah famili, dalam setiap famili ada
sejumlah genus, dalam tiap genus ada species. Tiap serangga mempunyai nama
Latin yang terdiri atas dua kata, yang pertama nama genus, yang kedua
menentukan species. Kalau dalam satu species ada anggota yang berbeda sifatnya
(seperti tanaman yang diserang, resistensi terhadap obat dsb) disebut biotipe.
1.
Ordo Coleoptera (kumbang)
2.
Ordo Lepidoptera (ulat, kupu-kupu,
ngengat)
3.
Ordo Diptera (lalat)
4.
Ordo Orthoptera (belalang,
jangkrik, anjing tanah)
5.
Ordo Hemiptera
6. Ordo
Thysanoptera (trips)
7.
Ordo Isoptera (rayap)
8.
Ordo Hymenoptera (semut; juga
masuk dalam ordo ini : lebah dan tabuhan)
9.
Ordo Acarina (tungau,
mite)
Gejala –
gejala hama pada tanaman
1.
Serangga yang
menggigit tanaman dari luar. Serangga yang menggigit dari luar adalah terutama
:
§
Akar
Kalau akar dirusak oleh serangga
pertumbuhan tanaman kurang subur, bisa layu, kekurangan unsur,
chlorosis.Kerusakannya jelas kelihatan kalau akar digali.Kalau akar rusak
sekali tanaman bisa mati.Contoh : larva dari kumbang Tenebrionidae dan
Melolonthinae (uret), rayap, anjing tanah.
§
Batang
Jangkrik, ulat Agrotis dan
lain-lain memotong batang tanaman sedikit di atas permukaan tanah, sehingga
seluruh tanaman hancur, walaupun yang dimakan hanya sedikit.Stek yang baru
ditanam sering di makan rayap.Kebanyakan serangga yang makan daun juga makan
batang yang masih hijau.
§
Daun
Daun tanaman dimakan oleh
belalang, yang kebanyakan makan daun macam – macam.Banyak ulat dari Lepidoptera
makan daun, tetapi tiap jenis mempunyai tanaman inang sendiri – sendiri.
Kumbang hanya ada beberapa famili yang makan daun terutama Chrysomelidae,
§
Bunga dan buah
Ada beberapa jenis kumbang
(terutama dari sub famili Cetoniinae dan Melolonthinae) yang makan atau merusak
bunga atau buah.Kerugian biasanya tidak besar.Buah mengalami lebih banyak
kerusakan dari pihak penggerek, yang kami sebutkan di bawah ini.
2.
Serangga yang
menggigit tanaman dari dalam. (penggerek, bahasa Inggris : borer) Serangga yang
menggerek di dalam tanaman termasuk ordo sebagai berikut :
Coleoptera : larva; dalam kayu dan biji juga imago.
Lepidoptera : larva (ulat)
Diptera : larva (berenga);
sebenarnya larva lalat tidak mrnggigit, karena tidak mempunyai gigi, tetapi
cara menyerang dan merusakkan tanaman adalah banyak bersamaan dengan larva
Lepidoptera dan Coleoptera yang menggerek.
§
Akar
Biasanya serangga yang menggerek
akar adalah penggerek batang yang turun sampai akar.Tanaman mulai layu,
chlorosis, tumbuh kurang subur dan kayu xylem rusak bisa mati.
§
Batang
Penggerek batang menyebabkan bahwa
transport dalam batang atau ranting terputus, sehingga bagian tanaman di atas
tempat yang terserang tidak mendapat makanan dan air lagi, maka mati. Sedangkan
bagian di bawah tempat yang kena masih hijau dan hidup.Kalau batang pokok kena
penggerek seluruh tanaman bisa mati.
§
Daun
Yang hidup dalam daun hanya larva
saja, selama beberapa waktu, atau sampai berkepompong.Larva hidup di bawah
epidermis dan makan bagian hijau dari daun sambil berjalan, sehingga bekasnya
kelihatan sebagai semacam pita yang berwarna putih perak, mirip dengan lendir
dari siput.
§
Buah
Larva dari Lepidoptera, coleoptera
dan lalat yang menggerek dalam buah berasal dari telur yang diletakkan di dalam
buah atau pada kulitnaya.Juga ada yang lewat bunga.Langsung sesudah menetas
mulai makan daging buah merusak bagian buah dan mengundang penyakit sekunder,
sehingga buah mulai busuk.
§
Pascapanen
Biji yang disimpan dalam gudang
seringkali diserang oleh serangga, terutama dari ordo Coleoptera dan larva dari
ordo Lepidoptera.Infeksi bisa mulai ketika tanaman masih di lapangan (serangga
ikut terbawa dengan hasil panen masuk gudang) atau baru mulai di gudang
3. Serangga yang menghisap
§
Akar
Tidak ada banyak serangga yang
menghisap akar.Rugi yang disebabkan biasanya juga tidak begitu besar.Andaikata
serangga berjumlah banyak, tanaman bisa layu karena kekurangan air.
Contoh dari kutu daun :
Dysmicoccus brevipes (padi, tebu, kacang)
Contoh dari Heteroptera :
Stibaropus melginus (tebu)
§
Daun dan batang
a.) Kutu daun
Kutu daun menyebabkan daun menjadi
keriting, sedangkan embun madu menarik semut dan jamur jelaga, sehingga daun
menjadi hitam.Kutu daun ada banyak jenis yang berfungsi sebagai vektor untuk
virus.
b.) Trips
Trips mempunyai bentuk tubuh yang
tidak begitu pendek.Daun menjadi seperti berkilap akibat udara dibawah
epidermis itu.Sesudah beberapa hari tempat tersebut menjadi coklat karena
jaringan mati.Kalau serangga agak besar pinggir daun bergulung.Daun – daun ini
dihamburi dengan titik – titik hitam, yang merupakan kotoran dari trips. Juga
ada trips yang merangsang tanaman untuk membentuk puru.
c.) Tungau
Tungau menyebabkan daun tanaman
menjadi kuning dan cokelat, warnanya menjadi “dof” , ada gejala nekrosis dan
kemudian gugur.
d.) Sikadellida
Hama wereng, kalau hebat,
menyebabkan tanaman padi kering, layu dan mati (bahasa Inggris : hopper burn).
Pada tanaman kacang – kacangan daun muda bergulung, menjadi kuning dan mati
pada daun – daun ada titik – titik putih (bekas luka stilet) dan pertumbuhan
tanaman terlambat.e.) Heteroptera
Heteroptera menyebabkan tanaman
menjadi kuning, karena kekurangan air, pertumbuhannya menjadi kurang subur dan
tanaman muda atau ranting yang muda dapat mati.
§
Buah
Kutu, trips, tungau dan
Heteroptera mengisap pada buah.Pada umumnya tiga ordo yang disebutkan pertama
tidak menyebabkan akibat luka parah, walaupun nilai ekonomis dari buah bisa
turun.Kutu yang menghisap pada bunga atau buah yang masih dapat menyebabkan
kerontokan.Karena Heteroptera bukan hanya menghisap tetapi juga memasukkan
racun ke dalam buah. Heteroptera menyebabkan rugi lebih besar : titik – titik
yang hitam, penyakit sekunder, buah yang busuk atau gugur. Beberapa contoh :
Dysdercus cingulatus (kapas, kapok, dll.) Dasynus piperis (lada).Helopeltis
antonii (coklat).Riptortus linearis (polong Leguminosae). Leptocorixa acuta
(padi : butir menjadi hitam dan hampa)
2.2 PENYAKIT
2.2.1 JAMUR
Kebanyakan penyakit tanaman disebabkan oleh jamur atau cendawan (dalam
bahasa latin fungus). Jamur adalah suatu organisme yang tubuhnya terdiri atas
bagian- bagian yang bentuknya seperti benang, lebarnya satu sel, panjangnya
tidak terbatas, bercabang.Lingkungan yang paling cocok untuk peretumbuhan jamur
ialah temperatur antara 20o -30o C, keadaan lembab, makanan dengan pH 6.Dibawah
0o C dan di atas 35 oC jamur tidak tumbuh lagi, tetapi tidak mati. Karena sel-sel
jamur tidak mengandung hijau daun (chlorophyl) makanan yang terbentuk
karbohidrat harus diambil dari organisme yang lain.
Ø
Gejala
penyakit jamur pada tanaman
1.
Nekrosis
Nekrosis adalah jaringan tanaman yang mati, keras, berwarna hitam, tetapi
dengan susunan sel dalam jaringan masih utuh.Becak-becak daun biasanya
mempunyai bentuk yang bulat dengan lingkaran kuning atau merah, yang membatasi
bagian tengah yang berwarna coklat. Jenis jamur yang menyebabkan becak daun
antara lain adalah Alternaria, Ascochyta, Cercospora Helminthosporium,
Mycosphaerella, Septoria. Kalau penyakit nekrosis menular dengan cepat dan
tanaman mengalami kerusakan besar atau mati, disebut blight (lihat di bawah)
2.
Antraknose
Antraknose adalah becak-becak daun yang sedikit tenggelam dalam daun dan
mempunyai pinggir yang sedikit menonjol dari daun.Becak-becak yang nekrotis itu
memproduksikan conidiospora yang berlendir. Antraknose disebabkan oleh tiga jenis
jamur : Colletotrichum, Gloeosporium, dan Spaceloma.
3.
Busuk
(Rot)
Penyakit busuk terjadi kalau sel-sel jaringan tanaman
mati dan lepas satu dari yang lain, sehingga jaringan kehilangan kekuatannya,
menjadi lunak.
4.
Layu
(wilt)
Gejala layu mulai di satu tempat yang tertentu,
biasanya pada daun yang jauh dari akar, kemudian meluas ke seluruh tanaman,
bisa juga sebagian saja
5.
Blight
Seringkali blight adalah nekrosis dengan atau tanpa busuk dan atau layu
sebagai penyakit sekunder. Penyakit tersebut mulai dengan becak-becak daun yang
seperti bekas terendam air; becak-becak tersebut membesar, sedangkan dibalik
daun tumbuh miselium (sporangio fora) yang putih.
6.
Kanker
Kanker adalah penyakit tanaman berkayu.Penyakit kanker disebabkan oleh
jamur yang menyebabkan nekrosis pada floem dan cambium (dan akhirnya juga
sering xylem) maupun oleh reaksi tanaman terhadap nekrosis tersebut.
7.
Jamur
upas (pink disease)
Jamur upas menyerang pohon-pohon yang berkayu seperti kopi, kina, karet,
coklat, lamtoro, tephrosema, dan banyak lain. Jamur penyebab adalah Corticium,
salmonicolor, dalam stadium vegetatif Necator decretus.
8.
Kudis
(scab)
Gejala penyakit kudis adalah tumbuhan gabus di bawah kulit daun dan buah,
menonjol seperti bisul atau jerawat, warnanya coklat atau kuning tua.Daun yang
kena bisa kerdil dan keriting.Buah sering ada celah, karena bagian yang keras
tidak tumbuh terus. Jamur yang menyebabkan kudis antara lain Venturia, Elsinoe
fawcetti (jeruk), Streptomyces scabies (kentang)
9. Tepung (mildew)
Penyakit tepung adalah
penyakit khusus dari jamur.Daun tanaman yang kena penyakit tersebut kelihatan
seperti dihamburi oleh tepung. Ada dua jenis penyakit tepung : tepung benar
(powdery mildew) dan tepung palsu
10. Jamur karat (rust)
Penyakit karat adalah penyakit
khusus dari jamur.Adalah lebih dari 4.000 jenis karat dan kebanyakan tanaman
pertanian dapat kena.Tetapi hampir semua jenis karat mempunyai jumlah tanaman
inang yang terbatas sekali dan ada spesialisasi tinggi.
11. Jamur api (smut)
Penyakit jamur api adalah penyakit khusus jamur. Ciri khas dari jamur,
yang terutama menyerang tanaman Gramineae, adalah kumpulan teleutospora
biasanya di dalam biji tanaman.
2.2.2 BAKTERI
Bakteri adalah
makhluk yang terdiri atas satu sel saja.Bentuk dari bakteri yang menginfeksi
tanaman adalah bulat panjang (bentuk batang).Suatu bakteri terdiri atas
protoplasma (cytoplasma dan semacam inti), yang dilapisi oleh lendir, yang
melindungi bakteri terhadap lingkungannya.Biasanya bakteri yang menginfeksi
tanaman mempunyai satu atau lebih ekor (flagella), yang dipakai untuk bergerak.
1.
Nomenklatur
Diantara
bakteri hanya ada 5 genus yang menginfeksi tanaman yaitu :
§
Pseudomonas
Pseudomonas berbentuk batang
dengan satu atau beberapa ekor pada ujungnya, dalam kultur (pembiakan) murni
adalah pigment kuning kehijauan, fluorescent, yang larut dalam air. Pseudomonas
menyebabkan terutama nekrosis dan blight, tetapi juga penyakit layu dan
benjolan.
§
Xanthomonas
Xanthomonas berbentuk batang,
biasanya dengan satu ekor. Dalam kultur murni adalah pigment kuning, yang tidak
larut dalam air. Xanthomonas menyebabkan nekrosis, blight dan juga penyakit
layu.
§
Erwinia
Erwinia berbentuk batang, biasanya
dengan beberapa ekor, tersebar pada seluruh permukaan sel. Erwinia menyebabkan
nekrosis dan blight, layu, benjolan, dan terutama terkenal sebagai penyebab
busuk basah dan busuk lunak.
§
Agrobacterium
Agrobacterium berbentuk batang
yang pendek, 1-4 ekor tersebar pada seluruh permukaan sel. Dalam kultur murni
ada banyak lendir, berwarna putih susu yang berkilauan. Agrobacterium hidup
dalam tanah, akar dan batang tanaman dan menyebabkan bintil atau benjolan.
§
Corynebacterium
Corynebacterium berbentuk batang,
biasanya tidak ada ekor (pada Corynebacterium flaccumfaciens, Corynebacterium
poinsettiae dan Corynebacterium tritici ada ekor). Dalam kultur murni ada
butir-butir yang berpigment kuning, jingga, merah muda kebiruan.
Corynebacterium menyebabkan terutama penyakit layu, tetapi juga busuk lunak
kentang (Corynebacterium sepedonicum) dan lain-lain.
Gejala penyakit
bakteri pada tanaman
1. Nekrosis
§
Seringkali nekrosis
bakteri mulai sebagai tempat berwarna hijau tua seperti bekas terendam air yang
membesar dan menjadi coklat atau hitam ketika jaringan mati.Kalau cuaca lembab
nekrosis bisa menginfeksi tulang daun sekitarnya, sehingga terbentuk
garis-garis nekrosis.
§
Kalau cuaca lembab
tempat nekrosis mengeluarkan lendir yang merupakan lapisan tipis selama lembab
dan kalau menjadi kering dapat mengental membentuk butir-butir berwarna putih
susu. Lendir tersebut adalah bakteri yang dapat menyebarkan infeksi.
§
Bercak daun dapat
dibatasi oleh tulang-tulang daun, sehingga bentuknya menjadi bersudut-sudut.
(bahasa Inggris : angular leaf spot).
§
Bercak daun dilingkari
oleh bagian kuning membentuk halo, akibat racun yang dikeluarkan oleh bakteri.
§
Ada bercak daun kecil
(1-2 mm) yang berbentuk seperti jerawat, menonjol keluar dari daun atau polong
dan bergabus, kalau infeksi berat daun menguning. Penyakit bercak daun dan
blight disebabkan oleh Pseudomonas, Xanthomonas, dan Erwinia.
2. Busuk
Bakteri dapat
menyebabkan busuk basah dan busuk kering, sering dengan banyak lendir.Penyebab
utama dari busuk lunak adalah Erwinia.Busuk juga disebabkan Pseudomonas dan
Xanthomonas.
3. Layu
Biasanya
bakteri masuk lewat luka akar dan memperbanyak diri dalam xylem dan dalam
jaringan parenchym yang disekitarnya.Penyakit layu disebabkan oleh Pseudomonas,
Xanthomonas, Erwinia, dan Corynebacterium.
4. Benjolan (bahasa Inggris
: gall)
Benjolan adalah
pertumbuhan abnormal yang disebabkan oleh peningkatan jumlah sel tanaman secara
cepat, dirangsang oleh bakteri.Benjolan biasanya tumbuh pada batang leher akar
dan akar.Paling terkenal sebagai penyebab benjolan adalah Agrobacterium
tumefaciena yang menyerang lebih dari 100 jenis tanaman.Lain daripada
Agrobacterium juga Corynebacterium dan Erwinia menyebabkan benjolan.
2.2.3 VIRUS
Virus terdiri atas RNA
(Ribo-nucleid-acid) yang dilapisi oleh protein. Bentuknya ada tiga macam :
tongkat, benang atau polyeder (kurang lebih bulat).
Sistem memberi
nama kepada virus belum begitu teratur seperti pada jamur dan bakteri.
Virus masuk ke dalam sel tanaman
lewat luka kecil.Sesudah diperbanyak virus disebarkan ke sel-sel sekitarnya.
Kerugian dan
gejala pada tanaman
§
mengambil unsur-unsur
dari sel tanaman, terutama zat nitrogen (virus sendiri terdiri dari ± 16% N)
§
memakai tenaga
(energi) yang ada dalam sel untuk sintese virus dengan demikian mengganggu
aktivitas sel dalam proses pembentukan bahan sel tanaman.
§
mengganggu chromosom
yang mempunyai strukutur yang hampir sama dengan virus.
Gejala-gejala penyakit virus pada tanaman
:
a) perubahan
warna
§
chlorosis seluruh daun
menguning
§
titik-titik kuning
§
chlorosis berbentuk
cincin, biasanya dengan titik kuning dipusatnya
§
chlorosis berbentuk
garis pada tanaman monocotyledon
§
mosaik : chlorosis
dengan batas yang tidak jelas
§
tulang daun menguning
(bahasa Inggris : veinclearing)
§
daun bunga menjadi
hijau
§
daun bunga warnanya
pecah, warnanya menjadi bermacam-macam
§
daun menjadi hijau tua
§
daun menjadi hijau tua
dekat dengan tulang-tulang
b) nekrosis
§
nekrosis lokal :
bercak-bercak daun.
§
nekrosis tulang daun
§
nekrosis floem :
karbohidrat tidak dapat diangkat lagi dan tertumpuk di dalam daun, sehingga
daun menjadi keras dan berbunyi gemertak kalau digosok.
§
nekrosis berbentuk
cincin (bahasa Inggris : netrotic ring spot)
§
nekrosis berbentuk
garis (bahasa Inggris : netrotic streak)
§
nekrosis pucuk (bahasa
Inggris : top nekrosis) : kematian pucuk dan ranting
c) salah bentuk
§
kerdil, daun keriting
pinggir daun menggulung ke atas atau ke bawah (penyakit krupuk).
§
helai daun sempit dan
hilang, sehingga hanya tinggal tulang daun saja
§
tumor
§
sapu setan ruas batang
terlalu pendek dan kuncup banyak yang tumbuh, menjadi batang-batang kecil
tumbuh kompak.
§
roset : tunas batang
sangat pendek, semua cabang dan daun tumbuh pada ketinggian yang sama, dekat
tanah.
§
pembentukan getah yang
keluar dari kulit pohon.
§
layu
§
daun gugur
§
buah kecil, bentuknya
salah, kulitnya kasar, rasanya kurang enak
Kecuali
gejala-gejala yang disebutkan diatas masih ada gejala-gejala yang lain,
kadang-kadang sifatnya aneh sekali walaupun tanaman mengalami rugi besar akibat
serangan virus, jarang sekali tanaman mati akibat serangan virus. Juga ada
tanaman yang mengandung virus tetapi tidak menunjukkan gejala apapun.Penyakit
seperti ini disebut latent (tersembunyi). Penyakit dapat ditularkan kepada
tanaman yang lain.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Pelaksanaan
Pengamatan ini dilaksanakan sebagai kunjungan lapangan di desa
Simapil-apil, yang memiliki beberapa jenis tanaman sayuran dengan prinsip
hidroponik, pengamatan ini sebagai salah satu praktikum dari mata kuliah
Pengendalian Hama Penyakit Tepadu, di laksanakan pada hari Kamis, 8 November
2013 pada pukul 14.00 WIB
3.2 Metode Pelaksanaan
Alat
yang digunakan adalah alat tulis untuk mencatat hal-hal penting atau berbagai
macam jenis hama maupun penyakit yang ditemukan langsung pada tanaman.
Dan membuatnya dalam bentuk laporan
pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Pada tanaman gambas (Acutangula)ditemukan beberapa hama dan penyakit antara
lain :
§
Hawar pada daun (Alternaria)
§
Hama penggorok daun / orek-orek (Liriomyza sp)
§
Embun tepung
§
Antraknosa
§
Busuk daun
b. Pada tanaman cabai
§
Antraknosa
§
Bimisa tabaci
c. Pada tanaman tomat
§
Bercak kering Alternaria
§
Hawar pada daun
§
Layu bakteri
d. Pada tanaman pare
§
Downy mildew
§
Embun tepung
§
Antraknosa
§
Kepik leptoglossus australis
§
Hawar
§
Lalat buah
§
Hama penggorok daun / orek-orek (Liriomyza sp)
e. Pada tanaman bawang daun
§
Bercak ungu
§
Ulat grayak
§
Ulat tanah
f. Pada tanaman Mentimun (Cucumis
sativus)
§
(Cucumber Mosaic
Virus, CMV)
§
Downy mildew
g. Pada daun Seledri
§
Bercak
Daun Septoria
4.2
Pembahasan
a. Hama
dan penyakit pada tanaman gambas
§
Hawar
Dalam pertanian,
hawar adalah salah satu dari gejala serangan suatu patogen tumbuhan. Serangan
hawar ditandai dengan perubahan penampilan tumbuhan secara cepat, diawali dengan
layu
pada sebagian besar jaringan
(terutama daun), kemudian diikuti klorosis yang cepat
(hanya beberapa hari), menjadi coklat, lalu kematian jaringan di bagian
permukaan. Gejala awal dapat berupa suatu lesi/bercak melingkar di daun yang
semakin lama semakin membesar.Hawar kebanyakan menyerang daun atau bunga (sehingga sering disebut sebagai hawar
daun) dan menyebabkan kerugian besar karena penyakit ini menyerang mendadak
dan menyerang areal yang luas. Penyebabnya bisa berasal dari bakteri, fungi (jamur), atau protista (Oomycetes). Gejala layu
mendadak muncul akibat tersumbatnya pembuluh tapis (floem) oleh koloniorganisme
patogen, lalu terjadi ekspansi serangan ke jaringan sasaran.
Penyebabnya adalah (Alternaria panax Wetzel).Sumber serangan
dan cara penularan penyakit ini : Sumber inokulum penyakit yang utama adalah
sisa-sisa daun sakit, baik yang masih menempel maupun telah gugur. Cendawan ini
juga menyerang tanaman hias lainnya, seperti tanaman walisongo. Cara penularan
yang utama adalah melalui angin dan cipratan air.
Faktor
yang mempengaruhi perkembangan penyakit
Penyakit akan mudah berkembang
jika tanaman ditanam di tempat yang ternaungi dan kelembabannya tinggi (aerasi
kurang baik) dan jika sistem irigasi dilakukan melalui bagian tajuk (overhead
irrigation). Selain itu tanaman yang mengalami stres hara juga akan lebih mudah
terserang.
§
Hama
penggorok daun / orek-orek (Liriomyza
sp)
Gejala awal dari serangan hama pengorok daun adalah adanya
bintik berwarna putih pada daun. Setelah beberapa hari dimulai dari bintik
putih tadi akan terbentuk garis putih yang berkelok-kelok pada daun. Semakin
hari garis-garis tersebut semakin banyak dan semakin panjang sehingga warna
daun menjadi keputih-putihan dan akhirnya daun mengering dan mati.
Hama pengorok daun/ hama orek-orek/ hama gerandong
disebabkan oleh lalat Liriomyza sp. Hama pengorok daun sangat sulit
dikendalikan dengan insektisida biasa. lalat liriomyza sp ini mampu
dikendalikan oleh insektisida berbahan aktif abamektin. Contoh insektisida
berbahan aktif abamektin adalah agrimex, Mektin, kilirin dll
§
Embun
tepung
Embun bulu termasuk
penyakit daun, disebabkan oleh organisme cendawan parasit. Ia menyebar
dari satu tanaman ke tanaman dalam bentuk spora melalui udara, air atau
perantara lainnya.
Embun bulu adalah penyakit cuaca basah, karena sering menginfeksi
daun-daun yang basah berkepanjangan. Umumnya menyerang tanaman-tanaman
merambat, seperti mentimun, anggur, kacang-kacangan, meskipun juga banyak
komoditas lain termasuk selada, bawang, wortel, tembakau, bayam, keluarga kubis
(brassicas), dll. Pada tanaman yang terserang, akan tampak jamur berbulu
halus (Plasmopara viticola), muncul sebagai bercak putih
kuning pada permukaan atas daun yang lebih tua. Pada permukaan bawah, daun
ditutupi dengan putih keabu-abuan, seperti kapas. Akan nampak jelas
terlihat setelah hujan atau terkena air dan seperti hilang segera setelah cuaca
panas. Jika penyakit terus berlangsung, daun akhirnya berubah coklat dan
renyah, kemudian rontok (meskipun tanaman memiliki cukup air).
Cara terbaik
untuk mencegah penyakit bulai atau embun bulu tentunya adalah dengan
menghindari kondisi lingkungan yang mendukung tumbuh suburnya penyakit tersebut. Karena sifat cendawan
umumnya menyukai kondisi lembap, maka usaha yang logis untuk menekannya adalah
dengan menciptakan lingkungan yang tidak lembap di lahan kita sebisa mungkin,
di samping melakukan terapi melalui produk fungisida.
§
Antraknosa
Gejala yang pada daun umumnya bercak mulai dari tulang daun,
yang meluas menjadi bercak coklat, bersudut-sudut atau agak bulat, garis
tengahnya mencapai 1 cm atau bahkan dapat lebih. Daun yang masih berkembang
dapat menjadi tidak rata. Beberapa bercak dapat bersatu dan dapat menyebabkan
matinya seluruh daun. Bercak pada tangkai dan batang agak mengendap, memanjang
berwarna coklat tua. Bercak pada buah muncul pada saat buah mulai masak. Di
sini bercak berbentuk bulat, melekuk, tampak kebasah-basahan dan dapat sangat
meluas. Pada cuaca lembap di tengah bercak terbentuk masa spora yang berwarna
merah jambu.
Penyakit ini disebabkan oleh Colletotrichum
langenarium. Konidium hialin, bersel satu, jorong atau bulat telur, dengan
ukuran 13-19 x 4-6 µm. konidium membentuk massa sepertilendir berwarna merah
jambu. Konidium berkecambah dengan membentuk pembuluh kecambah, yang jika
berkontak dengan permukaan yang kuat akan membentuk apresorium bulat dengan
dinding tebal dan berwarna tua. Tubuh buah cendawan berbentuk aservulus,
mempunyai rambut-rambut kaku (seta) berwarna coklat, berdinding tebal, bersekat
2-3, panjangnya 90-120 µm, jumlahnya tidak tentu.
Cendawan bertahan pada sisa-sisa
tanaman sakit, dan ada tanda-tanda terbawa biji. Karena terikat dalam massa
lendir, konidium dipencarkan oleh air. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit
daintaranya cuaca lembap dengan banyak hujan akan membantu pembentukan
konidium, pemencaran konidium, dan infeksi. Perkecambahan dan pertumbuhan
paling baik terjadi pada suhu 22-27oC.Pengelolaan dapat dilakukan
dengan cara menanam benih yang sehat, mengadakan pergiliran tanaman, atau
dengan penyemprotan fungisida.
§
Busuk
daun
Gejala
penyakit ini terlihat dari permukaan atas daun yaitu bercak-bercak kuning,
sering agak bersudut karena dibatasi oleh tulang-tulang daun. Pada cuaca lembap
pada sisi bawah bercak terdapat parang (cendawan) seperti bulu yang warnanya
keunguan. Pada mentimun daun yang sakit dapat mati. Pada tanaman lain bercak
pada daun yang berwarna kuning tadi dapat menjadi coklat, meskipun tidak mati,
tanaman sakit sangat menderita, menjadi lemah sehingga hasilnya kurang dan
mutunya tidak baik.
Penyebab penyakit ini adalah Pseudoperonospora
cubensis (Holliday, 1980), yang saat ini masih banyak disebut dengan nama Peronospora
cubensis. Merupakan parasit obligat. Cendawan memiliki miselium tidak
bersekat, interseluler, dengan alat penghisap (haustorium) kecil, jorong,
kadang-kadang mempunyai cabang seperti jari. Sporangiofor keluar melalui mulut
kulit, dapat berkelompok sampai lima. Sepertiga bagian yang paling atas dari
sporangiofor bercabang, baik secara dikotom atau antara dikotom dan monopodial.
Sporangium ungu kelabu atau ungu kecoklatan, bulat telur atau jorong,
berdinding tipis, mempunyai papil pada ujungnya. Sporangium berukuran 21-39 x
14-23 µm, berkecambah dengan membentuk zoospore, flagel 2, yang setelah
berhenti dan membulat bergaris tengh 10-13 µm. diragukan apakah cendawan ini
dapat membentuk oospora (Singh, 1969).
Daur penyakit busuk daun ini mengingat Pseudoperonspora
cubensis tidak dapat hidup sebagai saprofit pda sisa-sisa tanaman, dan
tidak membentuk spora atau alat tahan lainnya, diduga bahwa cendawan bertahan
pada tanaman labu-labuan yang selalu ada. Spora dipancarkan oleh angin, dan
infeksi terjadi melalui stomata.Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit
dintaranya kelembapan dan akan berkembang hebat jika terdapat benyak kabut dan
embun. Infeksi hanya akan terjadi bila kelembapan udara 100%, suhu 10-20oC,
dengan suhu optimum 16-22oC.
Upaya pengelolaan untuk mengurangi
sumber infeksi dianjurkan agar tanaman yang terserang bert dibongkar kemudian
dibakar atau dipendam. Sisa-sisa tanaman lama dibersihkan dan jangan menanam di
dekat tanaman tua. Mengurangi kelembapan dalam pertanaman, misalnya dengan
mengatur jarak tanam dan drainasi yang baik. Busuk daun dapat dikendalikan
dengan penyemprotan fungisida nabam, zineb, atau maneb. Namun pada umumnya
usaha ini dianggap kurang menguntungkan, mengingat rendahnya nilai hasil
tanaman. Tanaman labu-labuan kurang tahan terhadap tembaga dan blerang, oleh
karena itu fungisida tembaga dan blerang tidak dianjurkan untuk pengendalian
penyakit ini (Knott dan Deanon, 1967; Tindall. 1987).
b. Pada tanaman cabai
§
Antraknosa
Penyakit
Antracnose dikenal juga dengan istilah “pathek” adalah penyakit yang hingga
saat ini masih menjadi momok bagi petani cabai. Buah yang menunggu panen dalam
beberapa waktu berubah menjadi busuk oleh penyakit ini. Gejala awal dari
serangan penyakit ini adalah bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan
berair, buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Ledakan
penyakit ini sangat cepat pada musim hujan. Penyebab penyakit ini adalah jamur
carnifora capsici.
Pengendalian membersikan tanaman yang
terserang agar tidak menyebar, saat pemilihan benih harus kita lakukan secara
selektif, menanam benih cabai yang memiliki ketahanan terhadap penyakit pathek.
Secara kimia, disemprot dengan fungisida sistemik berbahan aktif triadianefon
dicampur dengan fungisida kontak berbahan aktif tembaga hidroksida seperti
Kocide 54WDG, atau yang berbahan aktif Mankozeb seperti Victory 80WP.
c. Pada tanaman tomat
§
Bercak kering Alternaria
Tanaman yang termasuk Solanaceae antara lain kentang
(Solanum tuberosum), terung (S. melongenas), ranti (S. nigrum), kecubung
(Datura stramonium). Gejala dapat terjadi pada daun, batang, dan buah. Pada
daun terdapat bercak-bercak kecil bulat dan bersudut, berwarna coklat tua
sampai hitam. Di sekitar bercak nekrotik terdapat halo sempit. Pada serangan
berat banyak terdapat bercak, daun akan layu dan gugur sebelum waktunya . Gejala
pada batang ditandai dengan bercak gelap yang mempunyai lingkaran-lingkaran
terpusat. Gejala pada buah umumnya melalui batang atau calyx, terjadi bercak
dengan lingkaran-lingkaran terpusat. Buah yang terinfeksi akan gugur sebelum
masak.
Penularan
penyakit ini melalui sisa-sisa tanaman sakit, tanah dan benih.
Pengendalian
penyakit benih :Di Hongaria dikendalikan dengan perlakuan benih yaitu dengan
perendaman selama 15 menit dalam ceresan 0,1 %.
§
Hawar pada daun(late blight, fruit rot) : Phytophthora
infestans (Mount.)
Gejala serangannya berupa bercak pada daun pada awalnya
berupa bercak kebasahan kemudian meluas secara cepat menjadi bercak hijau pucat
sampai coklat. Pada kondisi lembab pada permukaan bawah daun terdapat gejala
busuk berwarna abu-abu keputihan, kemudian berkembang menjadi bercak besar
berwarna coklat.
Daun yang terinfeksi menjadi coklat, menggulung, dan mati. Batang dan petiole juga dapat terserang, sehingga keseluruhan tanaman mati.
Buah yang terserang
nampak bercak gelap seperti berminyak. Bercak dapat membesar sehingga menutupi
seluruh buah. Gejala busuk lunak oleh bakteri biasanya mengikuti gejala hawar
daun sehingga menyebabkan timbulnya bau busuk.Penularan penyakit ini melalui
sisa-sisa tanaman sakit dan benih.Pengendalian penyakit benih dengan perlakuan
desinfeksi permukaan benih.
§
Layu bakteri
Penyakit
ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum. Gejalanya tanaman yang
sehat tiba-tiba saja layu yang dalam waktu tidak sampai 3 hari tanaman mati.
Bakteri ini ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa tanaman,
pengairan,nematoda atau alat-alat pertanian.
Pengendalian membuang tanaman yang terserang, tetap menjaga
bedengan tanaman selalu dalam kondisi kering, rotasi tanaman. Secara kimiawi,
semprot dengan larutan Kocide 77WP konsentrasi 5 - 10 gr/liter pada lubang
tanam sebanyak 200 ml/tanaman interval 10 - 14 hari dan dimulai saat tanaman
mulai berbunga.
d.
Pada tanaman pare
§
Downy
mildew
Penyebab : Pseudoperonospora
cubensis
Gejala
serangan : berupa bercak-bercak kekuning-kuningan pada permukaan daun bagian
atas yang di batasi tulang-tulang daun. Bercak-bercak pada daun tersebut
berawal dari daun-daun tua pada bagian bawah tanaman dan merambat keatas. Pada
pagi hari atau pada saat kelembaban tinggi, dibagian permukaanbawah daun akan
terlihat massa jamur berwarna hitam. Kondisi yang mendukung perkembangan jamur
adalah kelembaban tinggi dan suhu sejuk ( 18˚- 22˚C ) atau hujan yang diselingi
panas.
Pengendalian : sanitasi lahan dari
gulma, melakukan rotasi tanaman dan aplikasi yang berbahan aktif propineb dan
tridemorf, seperti Ridomil Gold dosis 2 gr pada pagi hari
§
Embun tepung
Gejala awalnya ditandai dengan adanya tepung putih pada daun terbawah.
Daun yang terserang menjadi kuning, coklat, dan akhirnya mongering. Batang jg
diserang tepung ini, batang dilapisi tepung. Tanaman akan lemah dan mati atau
buahnya tidak normal. Penyebab gejala ini adalah cendawan Oidium sp.
Pengendalian dapat dilakukan dengan :
a. Mengurangi kelembaban disekitar tanaman dengan cara pengaturan jarak tanam dan drainase yang baik.
b. Menyemprot fungisida sulfur dosis 2 g/liter
c. Menanam varietas yang resisten
d. Membuang bagian tanaman yang diserang.
a. Mengurangi kelembaban disekitar tanaman dengan cara pengaturan jarak tanam dan drainase yang baik.
b. Menyemprot fungisida sulfur dosis 2 g/liter
c. Menanam varietas yang resisten
d. Membuang bagian tanaman yang diserang.
§
Antraknosa
Gejala penyakit ini daun bernoda hitam. Pada serangan berat batang dan
buah juga diserang, dan serangan lebih berat jika terjadi pada musim hujan.
Gejala penyakit ini disebabkan oleh cendawan collectrichum sp. Pengendalian
dengan memusnahkan tanaman yang terserang, pergiliran tanaman, dan penyemprotan
dengan fungisida benlate dengan dosis 2 gram/liter
§
Lalat buah
Gejalanya adalah
daging buah tidak dapat dimakan karena busuk dan berair dengan ratusan
belatung. Pengendalian dengan membungkus tanaman pare pada waktu berbuah, menggunakan
insect trap, mengadakan penyiangan dan pembubunan.
§
Lalat buah
Gejalanya adalah daging buah tidak dapat dimakan karena busuk dan berair
dengan ratusan belatung. Pengendalian dengan membungkus tanaman pare pada waktu
berbuah, menggunakan insect trap, mengadakan penyiangan dan pembubunan.
§
Hama penggorok daun / orek-orek (Liriomyza sp)
Gejala awal dari serangan hama
pengorok daun adalah adanya bintik berwarna putih pada daun. Setelah beberapa
hari dimulai dari bintik putih tadi akan terbentuk garis putih yang
berkelok-kelok pada daun. Semakin hari garis-garis tersebut semakin banyak dan
semakin panjang sehingga warna daun menjadi keputih-putihan dan akhirnya daun
mengering dan mati.
Hama pengorok daun/ hama
orek-orek/ hama gerandong disebabkan oleh lalat Liriomyza sp. Hama
pengorok daun sangat sulit dikendalikan dengan insektisida biasa. lalat liriomyza
sp ini mampu dikendalikan oleh insektisida berbahan aktif abamektin. Contoh
insektisida berbahan aktif abamektin adalah agrimex, Mektin, kilirin dll
e. Pada tanaman bawang daun
§
Bercak ungu
Yang di sebabkan olehAlternaria porri
Gejala
pertama terjadi bercak kecil, melekuk, berwarna putih hingga kelabu. Jika
membesar bercak tampak bercincin-cincin danwarnanya agak keunguan. Tepinya agak
kemerahan atau keunguan dan dikelilingi oleh zone berwarna kuning, yang dapat
meluas agak jauh di atas atau di bawah bercak. Pada cuaca lembah bercak
tertutupi oleh konidiofurdan konidium jamur yang berwarna coklat sampai hitam.
Ujung daun yang sakit mongering. Bercak lebih banyak terdapat pada daun yang
sudah tua.
Infeksi pada umbi lapis
biasanya terjadi saat panen atau sesudanya. Umbi yang membusuk agak berair.
Pembusukan mulai dari leher, dan ini mudah dikenal dari warna yang kuning
sampai merah kecoklatan. Jika benang-benang jamur yang berwarna gelap itu
berkembang. Jaringan yang sakit akan mongering, berwarna gelap dan berstrutur
seperti kertas
Pengelolaan penyakit.
1.
Becak ungu dikendalikan dengan menanam bawang di
lahan yang mempunyai drainasi baik dan dengan mengadakan pergiliran
tananman(rotasi) (Knott dan Deaon, 1967).
2.
Pada bawang daun pemberian pupuk organik yang
terdiri atas casting(kotoran cacing) dan mulsa jerami, secara terpisah maupun
kombinasinya,dapat mengurangi bercak ungu, disamping juga mengurangi kutu daun
(Handayati dan Sihombing,2000).Pemberian pupuk kandang.pupuk hayati Azolla, dan
urea juga terbukti dapat menekan intensitas penyakit pada bawang daun
(Tejasarwana dan Rahardjo, 2000).
3.
Jika diperlukan,penyakit dapat dikendalikan
dengan penyemprotan fungisida. Untuk keperluan ini dapat dipakai fungisida
tembaga, ferban, zineb, dan nabam yang di tambah sulfat seng. Fungisida perlu
di tambah perata agar dapat membasahi daun bawang yang berlilin itu.
§
Ulat grayak(Spodoptera litura F.)
Gejala serangan, larva yang masih kecil merusak daun yang menyerang secara serentak
berkelompok. Dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas, transparan
dan tinggal tulang-tulang daun saja. Biasanya larva berada di permukaan bawah
daun, umumnya terjadi pada musim kemarau.
Tanaman inang, hama
ini bersifat polifag, selain jagung ulat grayak juga menyerang tomat, kubis,
cabai, buncis, bawang merah, terung, kentang kangkung, bayam, padi, tebu,
jeruk, pisang, tembakau, kacang-kacangan, tanaman hias, gulma Limnocharis sp,
dll.
Pengendalian ;
a). Kultur teknis;Pembakaran tanaman, Pengolahan
tanah yang intensif.
b). Pengendalian fisik / mekanis
- Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian
memusnahkannya.
- Penggunaan perangkap
feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500
m2 dipasang di tengah tanaman sejak tanaman berumur 2 minggu.
c). Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami seperti : patogen SI-NPV (Spodoptera litura- Nuclear
Polyhedrosis Virus), Cendawan Cordisep,
Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan Metarhizium
anisopliae, bakteri Bacillus
thuringensis, nematoda Steinernema sp,.
Predator Sycanus sp,. Andrallus
spinideus, Selonepnis geminada, parasitoid
Apanteles
sp., Telenomus spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp.
d). Pengendalian Kimiawi
Beberapa insektisida
yang dianggap cukup efektif adalah monokrotofos, diazinon, khlorpirifos,
triazofos, dikhlorovos, sianofenfos, dan karbaril.
§
Ulat tanah(Agrotis
ipsilon Hufn.)
Hama ini sering disebut uler lutung (Jawa) atau hileud taneuh (Sunda)
dan "Cutworms" (Inggris). Serangga dewasa berupa kupu-kupu berwarna
coklat tua, bagian sayap depannya bergaris-garis dan terdapat titik putih.
Stadium hama yang merugikan tanaman adalah ulat atau larva. Ciri: ulat tanah
adalah berwarna coklat sampai hitam, panjangnya antara 4-5 cm dan bersembunyi
di dalam tanah. Gejala: ulat tanah menyerang bagian pucuk atau titik
tumbuh tanaman wortel yang masih muda. Akibat serangan, tanaman layu atau
terkulai, terutama pada bagian tanaman yang dirusak hama. Pengendalian non
kimiawi: dilakukan dengan mengumpulkan ulat pada pagi atau siang hari, dari
tempat yang dicurigai bekas serangannya untuk segera dibunuh, menjaga
kebersihan kebun dan pergiliran tanaman. Pengendalian kimiawi: dengan
menggunakan insektisida Furadan 3G atau Indofuran 3G pada saat tanam atau
disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
f. Pada tanaman Mentimun
§
(Cucumber Mosaic
Virus, CMV)
Gejala
pada tanaman sakit mempunyai daun-daun yang mempunyai belang hijau tua dan
hiaju muda, dengan bermacam-macam corak. Bentuknya dapat berubah, berkerut,
kerdil, atau tepinya menggulung ke bawah. Buah mengalami bercak-bercak hijau
pucat atau putih, bersaling dengan bercak tua yang agak menonjol ke luar. Jika tanaman
bertambah tua gambaran mosaik makin kabur. Ruas-ruas yang muda terhambat
pertumbuhannya, sehingga daun-daun ujung membentuk roset. Gejala bervariasi
tergantung strain virusnya, dan juga dipengaruhi oleh tumbuhan inang, musim,
suhu, dan penyinaran harian. Bahkan ada kemungkinan adanay kombinasi RNA yag
bersal dari dua atau lebih srtain (Wahyuni, 1995).
Penyebab
mosaik mentimun adalah virus misaic mentimun (Cucumber Mosaic Virus,
CMV) yang mempunyai banyak strain virus. Sifat fisik macam-macam strain banayk
persamaannya. Titik inaktivasi pemanasannya adalah 55-70 oC, dapat
bertahan dalam sap tumbuhan sakit 1-10 hari.
Virus
dapat ditularkan secara mekanis dengan gosokan, atau lebih dari 60 serangga,
khususnya kutu-kutu daun secara non persisten, dan sering kali dapat terbawa
olah biji. Penyakit mosaik mentimun sukar dikendalikan karena banyaknya
tumbuhan inang virus. Untuk mengurangi penularan secara mekanik oleh manusia,
diusahakan tidak memegang tanaman terlalu keras, khususnya tanaman-tanaman yang
masih kecil atau dengan mencuci tangan.
§
Downy mildew
Penyebab
: Pseudoperonospora cubensis
Gejala
serangan : berupa bercak-bercak kekuning-kuningan pada permukaan daun bagian
atas yang di batasi tulang-tulang daun. Bercak-bercak pada daun tersebut
berawal dari daun-daun tua pada bagian bawah tanaman dan merambat keatas. Pada
pagi hari atau pada saat kelembaban tinggi, dibagian permukaanbawah daun akan
terlihat massa jamur berwarna hitam. Kondisi yang mendukung perkembangan jamur
adalah kelembaban tinggi dan suhu sejuk ( 18˚- 22˚C ) atau hujan yang diselingi
panas.
Pengendalian
: sanitasi lahan dari gulma, melakukan rotasi tanaman dan aplikasi yang
berbahan aktif propineb dan tridemorf, seperti Ridomil Gold dosis 2 gr pada
pagi hari
g. Pada daun Seledri
§
Bercak
Daun Septoria
DAFTAR PUSTAKA
vhttp://www.taniorganik.com/trik-mengatasi-embun-bulu-downy-mildew-pada-tanaman-mentimun-di-sariwangi-tasikmalaya/
http://nananghartoyo.wordpress.com/2009/10/28/bercak-ungu/