Senin, 03 Februari 2014

HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN SAYURAN





LAPORAN PENGAMATAN
HAMA DAN PENYAKIT
PADA TANAMAN SAYURAN

DI SUSUN
O
L
E
H

KELOMPOK 5

NAMA                                    NPM
1.   SITI ZULHIZZAH LUBIS               2011 11 043
2.   MULIADI         LUBIS                            2011 11 052
3.   TAMMAT HRP                               2011 11 162







Description: D:\izza\71096_134397459249_7374130_n.jpg
 









FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GRAHA NUSANTARA
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2012- 2013







KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur dengan segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa, kami panjatkan kepada kehadirat Allah S.W.T yang senantiasa melimpahkan rahmat karunia dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan judul “LAPORAN PENGAMATAN HAMA PENYAKIT
 Serta salam kami tunjukan kapada Rasul kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan kepada kita dengan agama rahmatan lil „alamin agama islam.
Selesainya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan darisemua pihak baik moril ataupun materil sehingga makalah ini dapat terselesai dengan baik.Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua terlebih – lebih bagi kelompok kami yang mengerjakan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah kelompok kami yang mengerjakan makalah ini.
                                                                                     Padangsidimpuan,  28 November  2013


Penulis











DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................             i
Daftar Isi..........................................................................................................             ii
BAB I       PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang..........................................................................................             1
BAB II     TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Hama                                                                                                         2
·                 Serangga.........................................................................................             2
2.2 Penyakit.....................................................................................................             7
§                  Jamur..............................................................................................             7
·                 Bakteri............................................................................................             9
·                 Virus...............................................................................................             11
BAB III    METODE PELAKSANAAN
3.1  Pelaksanaan..............................................................................................             13
3.2   Metode Pelaksanaan................................................................................             14
BAB IV    HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1   Hasil                                                                                                                     15
4.2   Pembahasan.............................................................................................             16
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Gangguan hama dan penyakit pada tanaman merupakan salah satu kendala yang cukup rumit dalam usaha pertanian. Keberadaan hama dan penyakit merupakan factor yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasil. Serangannya pada tanaman dapat datang secara mendadak dan dapat bersifat eksplosif (meluas) sehingga dalam waktu yang relative singkat seringkali dapat mematikan seluruh tanaman dan menggagalkan panen.
Pemberantasan hama dan penyakit secara total tidak mungkin dapat dilakukan karena perkembangannya yang sangat cepat dan sulit dikontrol. Namun dengan pengamatan yang baik di lapangan sejak awal penanaman sampai penen, serangan hama dan penyakit dapat Hama adalah binatang yang dianggap dapat mengganggu atau merusak tanaman dengan memakan bagian tanaman yang disukainya. Misalnya : Serangga (insekta), cacing (nematode), binatang menyusui, dan lain-lain. Penyakit yang menyerang tanaman bukan disebabkan oleh binatang, melainkan oleh makhluk mikrokospis, misalnya bakteri, virus, cendawan (jamur), dan lain-lain.
Pada pengendalian hama dan penyakit secra biologi, kimiawi, mekanis, dan varietas tahan dapat dilakukan secara terpadu, yaitu memadukan cara biologis, kimiawi, mekanis, dan varietas tahan seacar berimbang. Pengendalian secara terpadu ini dikenal dengan naman Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Pengendalian Hama Terpadu sangat baik dilakukan karena dapat memberikan dampak positif, baik pengendalian hama dan pathogen maupun terhadap lingkungan. Pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi memeang lebih efektif dibandingkan dengan pengendalian secar biologis, mekanis, serta varietas tahan. Tetapi ternyata menimbulkan residu efek terhadap lingkungan, yakni pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan kimia tersebut dapat berdampak terhadap unsure-unsur biologis, yaitu musnahnya organism lain yang bukan sasaran, misalnya hewan-hewan predator, hewan-hewan yang dapat membantu penyerbukan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  HAMA
A. SERANGGA
Diantara binatang yang merupakan hama tanaman, para serangga (insek) memainkan yang paling penting. Sampai sekarang sudah tercatat lebih dari 30.000 jenis sebagai hama tanaman. Jumlah serangga yang tidak merugikan tanaman masih puluhan kali lebih banyak, diantaranya ada yang membantu manusia sebagai musuh (predator) serangga perusak tanaman, dalam proses pembuahan, sebagai penghancur sampah dan kotoran dsb.
Ø      Klasifikasi serangga
Serangga termasuk phylum Arthropoda, kelas Insecta (Hexapoda).Dalam kelas insecta ada 29 ordo. Dibawah ini hanya dibicarakan ordo yang penting sebagai hama tanaman. Dalam setiap ordo ada sejumlah famili, dalam setiap famili ada sejumlah genus, dalam tiap genus ada species. Tiap serangga mempunyai nama Latin yang terdiri atas dua kata, yang pertama nama genus, yang kedua menentukan species. Kalau dalam satu species ada anggota yang berbeda sifatnya (seperti tanaman yang diserang, resistensi terhadap obat dsb) disebut biotipe.

1. Ordo Coleoptera            (kumbang)
2. Ordo Lepidoptera           (ulat, kupu-kupu, ngengat)
3. Ordo Diptera                  (lalat)
4. Ordo Orthoptera             (belalang, jangkrik, anjing tanah)
5. Ordo Hemiptera
6. Ordo Thysanoptera         (trips)
7. Ordo Isoptera                 (rayap)
8. Ordo Hymenoptera         (semut; juga masuk dalam ordo ini : lebah dan tabuhan)
9. Ordo Acarina                  (tungau, mite)

Gejala gejala hama pada tanaman
1.      Serangga yang menggigit tanaman dari luar. Serangga yang menggigit dari luar adalah terutama :
§         Akar
Kalau akar dirusak oleh serangga pertumbuhan tanaman kurang subur, bisa layu, kekurangan unsur, chlorosis.Kerusakannya jelas kelihatan kalau akar digali.Kalau akar rusak sekali tanaman bisa mati.Contoh : larva dari kumbang Tenebrionidae dan Melolonthinae (uret), rayap, anjing tanah.
§         Batang
Jangkrik, ulat Agrotis dan lain-lain memotong batang tanaman sedikit di atas permukaan tanah, sehingga seluruh tanaman hancur, walaupun yang dimakan hanya sedikit.Stek yang baru ditanam sering di makan rayap.Kebanyakan serangga yang makan daun juga makan batang yang masih hijau.
§         Daun
Daun tanaman dimakan oleh belalang, yang kebanyakan makan daun macam – macam.Banyak ulat dari Lepidoptera makan daun, tetapi tiap jenis mempunyai tanaman inang sendiri – sendiri. Kumbang hanya ada beberapa famili yang makan daun terutama Chrysomelidae,
§         Bunga dan buah
Ada beberapa jenis kumbang (terutama dari sub famili Cetoniinae dan Melolonthinae) yang makan atau merusak bunga atau buah.Kerugian biasanya tidak besar.Buah mengalami lebih banyak kerusakan dari pihak penggerek, yang kami sebutkan di bawah ini.

2.           Serangga yang menggigit tanaman dari dalam. (penggerek, bahasa Inggris : borer) Serangga yang menggerek di dalam tanaman termasuk ordo sebagai berikut :
Coleoptera       : larva; dalam kayu dan biji juga imago.
Lepidoptera     : larva (ulat)
Diptera             :  larva (berenga); sebenarnya larva lalat tidak mrnggigit, karena tidak mempunyai gigi, tetapi cara menyerang dan merusakkan tanaman adalah banyak bersamaan dengan larva Lepidoptera dan Coleoptera yang menggerek.
§                                Akar
Biasanya serangga yang menggerek akar adalah penggerek batang yang turun sampai akar.Tanaman mulai layu, chlorosis, tumbuh kurang subur dan kayu xylem rusak bisa mati.
§         Batang
Penggerek batang menyebabkan bahwa transport dalam batang atau ranting terputus, sehingga bagian tanaman di atas tempat yang terserang tidak mendapat makanan dan air lagi, maka mati. Sedangkan bagian di bawah tempat yang kena masih hijau dan hidup.Kalau batang pokok kena penggerek seluruh tanaman bisa mati.
§         Daun
Yang hidup dalam daun hanya larva saja, selama beberapa waktu, atau sampai berkepompong.Larva hidup di bawah epidermis dan makan bagian hijau dari daun sambil berjalan, sehingga bekasnya kelihatan sebagai semacam pita yang berwarna putih perak, mirip dengan lendir dari siput.
§         Buah
Larva dari Lepidoptera, coleoptera dan lalat yang menggerek dalam buah berasal dari telur yang diletakkan di dalam buah atau pada kulitnaya.Juga ada yang lewat bunga.Langsung sesudah menetas mulai makan daging buah merusak bagian buah dan mengundang penyakit sekunder, sehingga buah mulai busuk.
§         Pascapanen
Biji yang disimpan dalam gudang seringkali diserang oleh serangga, terutama dari ordo Coleoptera dan larva dari ordo Lepidoptera.Infeksi bisa mulai ketika tanaman masih di lapangan (serangga ikut terbawa dengan hasil panen masuk gudang) atau baru mulai di gudang

3. Serangga yang menghisap
§         Akar
Tidak ada banyak serangga yang menghisap akar.Rugi yang disebabkan biasanya juga tidak begitu besar.Andaikata serangga berjumlah banyak, tanaman bisa layu karena kekurangan air.
Contoh dari kutu daun : Dysmicoccus brevipes (padi, tebu, kacang)
Contoh dari Heteroptera : Stibaropus melginus (tebu)
§         Daun dan batang
a.) Kutu daun
Kutu daun menyebabkan daun menjadi keriting, sedangkan embun madu menarik semut dan jamur jelaga, sehingga daun menjadi hitam.Kutu daun ada banyak jenis yang berfungsi sebagai vektor untuk virus.
b.) Trips
Trips mempunyai bentuk tubuh yang tidak begitu pendek.Daun menjadi seperti berkilap akibat udara dibawah epidermis itu.Sesudah beberapa hari tempat tersebut menjadi coklat karena jaringan mati.Kalau serangga agak besar pinggir daun bergulung.Daun – daun ini dihamburi dengan titik – titik hitam, yang merupakan kotoran dari trips. Juga ada trips yang merangsang tanaman untuk membentuk puru.
c.) Tungau
Tungau menyebabkan daun tanaman menjadi kuning dan cokelat, warnanya menjadi “dof” , ada gejala nekrosis dan kemudian gugur.
d.) Sikadellida
Hama wereng, kalau hebat, menyebabkan tanaman padi kering, layu dan mati (bahasa Inggris : hopper burn). Pada tanaman kacang – kacangan daun muda bergulung, menjadi kuning dan mati pada daun – daun ada titik – titik putih (bekas luka stilet) dan pertumbuhan tanaman terlambat.e.) Heteroptera
Heteroptera menyebabkan tanaman menjadi kuning, karena kekurangan air, pertumbuhannya menjadi kurang subur dan tanaman muda atau ranting yang muda dapat mati.
§         Buah
Kutu, trips, tungau dan Heteroptera mengisap pada buah.Pada umumnya tiga ordo yang disebutkan pertama tidak menyebabkan akibat luka parah, walaupun nilai ekonomis dari buah bisa turun.Kutu yang menghisap pada bunga atau buah yang masih dapat menyebabkan kerontokan.Karena Heteroptera bukan hanya menghisap tetapi juga memasukkan racun ke dalam buah. Heteroptera menyebabkan rugi lebih besar : titik – titik yang hitam, penyakit sekunder, buah yang busuk atau gugur. Beberapa contoh : Dysdercus cingulatus (kapas, kapok, dll.) Dasynus piperis (lada).Helopeltis antonii (coklat).Riptortus linearis (polong Leguminosae). Leptocorixa acuta (padi : butir menjadi hitam dan hampa)

2.2  PENYAKIT
2.2.1  JAMUR
Kebanyakan penyakit tanaman disebabkan oleh jamur atau cendawan (dalam bahasa latin fungus). Jamur adalah suatu organisme yang tubuhnya terdiri atas bagian- bagian yang bentuknya seperti benang, lebarnya satu sel, panjangnya tidak terbatas, bercabang.Lingkungan yang paling cocok untuk peretumbuhan jamur ialah temperatur antara 20o -30o C, keadaan lembab, makanan dengan pH 6.Dibawah 0o C dan di atas 35 oC jamur tidak tumbuh lagi, tetapi tidak mati. Karena sel-sel jamur tidak mengandung hijau daun (chlorophyl) makanan yang terbentuk karbohidrat harus diambil dari organisme yang lain.
Ø      Gejala penyakit jamur pada tanaman
1.      Nekrosis
Nekrosis adalah jaringan tanaman yang mati, keras, berwarna hitam, tetapi dengan susunan sel dalam jaringan masih utuh.Becak-becak daun biasanya mempunyai bentuk yang bulat dengan lingkaran kuning atau merah, yang membatasi bagian tengah yang berwarna coklat. Jenis jamur yang menyebabkan becak daun antara lain adalah Alternaria, Ascochyta, Cercospora Helminthosporium, Mycosphaerella, Septoria. Kalau penyakit nekrosis menular dengan cepat dan tanaman mengalami kerusakan besar atau mati, disebut blight (lihat di bawah)
2.      Antraknose
Antraknose adalah becak-becak daun yang sedikit tenggelam dalam daun dan mempunyai pinggir yang sedikit menonjol dari daun.Becak-becak yang nekrotis itu memproduksikan conidiospora yang berlendir. Antraknose disebabkan oleh tiga jenis jamur : Colletotrichum, Gloeosporium, dan Spaceloma.
3.      Busuk (Rot)
Penyakit busuk terjadi kalau sel-sel jaringan tanaman mati dan lepas satu dari yang lain, sehingga jaringan kehilangan kekuatannya, menjadi lunak.
4.      Layu (wilt)
Gejala layu mulai di satu tempat yang tertentu, biasanya pada daun yang jauh dari akar, kemudian meluas ke seluruh tanaman, bisa juga sebagian saja
5.      Blight
Seringkali blight adalah nekrosis dengan atau tanpa busuk dan atau layu sebagai penyakit sekunder. Penyakit tersebut mulai dengan becak-becak daun yang seperti bekas terendam air; becak-becak tersebut membesar, sedangkan dibalik daun tumbuh miselium (sporangio fora) yang putih.
6.      Kanker
Kanker adalah penyakit tanaman berkayu.Penyakit kanker disebabkan oleh jamur yang menyebabkan nekrosis pada floem dan cambium (dan akhirnya juga sering xylem) maupun oleh reaksi tanaman terhadap nekrosis tersebut.

7.      Jamur upas (pink disease)
Jamur upas menyerang pohon-pohon yang berkayu seperti kopi, kina, karet, coklat, lamtoro, tephrosema, dan banyak lain. Jamur penyebab adalah Corticium, salmonicolor, dalam stadium vegetatif Necator decretus.
8.      Kudis (scab)
Gejala penyakit kudis adalah tumbuhan gabus di bawah kulit daun dan buah, menonjol seperti bisul atau jerawat, warnanya coklat atau kuning tua.Daun yang kena bisa kerdil dan keriting.Buah sering ada celah, karena bagian yang keras tidak tumbuh terus. Jamur yang menyebabkan kudis antara lain Venturia, Elsinoe fawcetti (jeruk), Streptomyces scabies (kentang)
9.      Tepung (mildew)
Penyakit tepung adalah penyakit khusus dari jamur.Daun tanaman yang kena penyakit tersebut kelihatan seperti dihamburi oleh tepung. Ada dua jenis penyakit tepung : tepung benar (powdery mildew) dan tepung palsu
10.  Jamur karat (rust)
Penyakit karat adalah penyakit khusus dari jamur.Adalah lebih dari 4.000 jenis karat dan kebanyakan tanaman pertanian dapat kena.Tetapi hampir semua jenis karat mempunyai jumlah tanaman inang yang terbatas sekali dan ada spesialisasi tinggi.
11.  Jamur api (smut)
Penyakit jamur api adalah penyakit khusus jamur. Ciri khas dari jamur, yang terutama menyerang tanaman Gramineae, adalah kumpulan teleutospora biasanya di dalam biji tanaman.

2.2.2  BAKTERI
Bakteri adalah makhluk yang terdiri atas satu sel saja.Bentuk dari bakteri yang menginfeksi tanaman adalah bulat panjang (bentuk batang).Suatu bakteri terdiri atas protoplasma (cytoplasma dan semacam inti), yang dilapisi oleh lendir, yang melindungi bakteri terhadap lingkungannya.Biasanya bakteri yang menginfeksi tanaman mempunyai satu atau lebih ekor (flagella), yang dipakai untuk bergerak.
1.      Nomenklatur
Diantara bakteri hanya ada 5 genus yang menginfeksi tanaman yaitu :
§         Pseudomonas
Pseudomonas berbentuk batang dengan satu atau beberapa ekor pada ujungnya, dalam kultur (pembiakan) murni adalah pigment kuning kehijauan, fluorescent, yang larut dalam air. Pseudomonas menyebabkan terutama nekrosis dan blight, tetapi juga penyakit layu dan benjolan.
§         Xanthomonas
Xanthomonas berbentuk batang, biasanya dengan satu ekor. Dalam kultur murni adalah pigment kuning, yang tidak larut dalam air. Xanthomonas menyebabkan nekrosis, blight dan juga penyakit layu.
§         Erwinia
Erwinia berbentuk batang, biasanya dengan beberapa ekor, tersebar pada seluruh permukaan sel. Erwinia menyebabkan nekrosis dan blight, layu, benjolan, dan terutama terkenal sebagai penyebab busuk basah dan busuk lunak.
§         Agrobacterium
Agrobacterium berbentuk batang yang pendek, 1-4 ekor tersebar pada seluruh permukaan sel. Dalam kultur murni ada banyak lendir, berwarna putih susu yang berkilauan. Agrobacterium hidup dalam tanah, akar dan batang tanaman dan menyebabkan bintil atau benjolan.


§         Corynebacterium
Corynebacterium berbentuk batang, biasanya tidak ada ekor (pada Corynebacterium flaccumfaciens, Corynebacterium poinsettiae dan Corynebacterium tritici ada ekor). Dalam kultur murni ada butir-butir yang berpigment kuning, jingga, merah muda kebiruan. Corynebacterium menyebabkan terutama penyakit layu, tetapi juga busuk lunak kentang (Corynebacterium sepedonicum) dan lain-lain.

Gejala penyakit bakteri pada tanaman
1. Nekrosis
§         Seringkali nekrosis bakteri mulai sebagai tempat berwarna hijau tua seperti bekas terendam air yang membesar dan menjadi coklat atau hitam ketika jaringan mati.Kalau cuaca lembab nekrosis bisa menginfeksi tulang daun sekitarnya, sehingga terbentuk garis-garis nekrosis.
§         Kalau cuaca lembab tempat nekrosis mengeluarkan lendir yang merupakan lapisan tipis selama lembab dan kalau menjadi kering dapat mengental membentuk butir-butir berwarna putih susu. Lendir tersebut adalah bakteri yang dapat menyebarkan infeksi.
§         Bercak daun dapat dibatasi oleh tulang-tulang daun, sehingga bentuknya menjadi bersudut-sudut. (bahasa Inggris : angular leaf spot).
§         Bercak daun dilingkari oleh bagian kuning membentuk halo, akibat racun yang dikeluarkan oleh bakteri.
§         Ada bercak daun kecil (1-2 mm) yang berbentuk seperti jerawat, menonjol keluar dari daun atau polong dan bergabus, kalau infeksi berat daun menguning. Penyakit bercak daun dan blight disebabkan oleh Pseudomonas, Xanthomonas, dan Erwinia.

2. Busuk
Bakteri dapat menyebabkan busuk basah dan busuk kering, sering dengan banyak lendir.Penyebab utama dari busuk lunak adalah Erwinia.Busuk juga disebabkan Pseudomonas dan Xanthomonas.
3. Layu
Biasanya bakteri masuk lewat luka akar dan memperbanyak diri dalam xylem dan dalam jaringan parenchym yang disekitarnya.Penyakit layu disebabkan oleh Pseudomonas, Xanthomonas, Erwinia, dan Corynebacterium.


4. Benjolan (bahasa Inggris : gall)
Benjolan adalah pertumbuhan abnormal yang disebabkan oleh peningkatan jumlah sel tanaman secara cepat, dirangsang oleh bakteri.Benjolan biasanya tumbuh pada batang leher akar dan akar.Paling terkenal sebagai penyebab benjolan adalah Agrobacterium tumefaciena yang menyerang lebih dari 100 jenis tanaman.Lain daripada Agrobacterium juga Corynebacterium dan Erwinia menyebabkan benjolan.


2.2.3  VIRUS
Virus terdiri atas RNA (Ribo-nucleid-acid) yang dilapisi oleh protein. Bentuknya ada tiga macam : tongkat, benang atau polyeder (kurang lebih bulat).
Sistem memberi nama kepada virus belum begitu teratur seperti pada jamur dan bakteri.
Virus masuk ke dalam sel tanaman lewat luka kecil.Sesudah diperbanyak virus disebarkan ke sel-sel sekitarnya.
Kerugian dan gejala pada tanaman
§         mengambil unsur-unsur dari sel tanaman, terutama zat nitrogen (virus sendiri terdiri dari ± 16% N)
§         memakai tenaga (energi) yang ada dalam sel untuk sintese virus dengan demikian mengganggu aktivitas sel dalam proses pembentukan bahan sel tanaman.
§         mengganggu chromosom yang mempunyai strukutur yang hampir sama dengan virus.
Gejala-gejala penyakit virus pada tanaman :
a) perubahan warna
§         chlorosis seluruh daun menguning
§         titik-titik kuning
§         chlorosis berbentuk cincin, biasanya dengan titik kuning dipusatnya
§         chlorosis berbentuk garis pada tanaman monocotyledon
§         mosaik : chlorosis dengan batas yang tidak jelas
§         tulang daun menguning (bahasa Inggris : veinclearing)
§         daun bunga menjadi hijau
§         daun bunga warnanya pecah, warnanya menjadi bermacam-macam
§         daun menjadi hijau tua
§         daun menjadi hijau tua dekat dengan tulang-tulang
b) nekrosis
§         nekrosis lokal : bercak-bercak daun.
§         nekrosis tulang daun
§         nekrosis floem : karbohidrat tidak dapat diangkat lagi dan tertumpuk di dalam daun, sehingga daun menjadi keras dan berbunyi gemertak kalau digosok.
§         nekrosis berbentuk cincin (bahasa Inggris : netrotic ring spot)
§         nekrosis berbentuk garis (bahasa Inggris : netrotic streak)
§         nekrosis pucuk (bahasa Inggris : top nekrosis) : kematian pucuk dan ranting
c) salah bentuk
§         kerdil, daun keriting pinggir daun menggulung ke atas atau ke bawah (penyakit krupuk).
§         helai daun sempit dan hilang, sehingga hanya tinggal tulang daun saja
§         tumor
§         sapu setan ruas batang terlalu pendek dan kuncup banyak yang tumbuh, menjadi batang-batang kecil tumbuh kompak.
§         roset : tunas batang sangat pendek, semua cabang dan daun tumbuh pada ketinggian yang sama, dekat tanah.
§         pembentukan getah yang keluar dari kulit pohon.
§         layu
§         daun gugur
§         buah kecil, bentuknya salah, kulitnya kasar, rasanya kurang enak
Kecuali gejala-gejala yang disebutkan diatas masih ada gejala-gejala yang lain, kadang-kadang sifatnya aneh sekali walaupun tanaman mengalami rugi besar akibat serangan virus, jarang sekali tanaman mati akibat serangan virus. Juga ada tanaman yang mengandung virus tetapi tidak menunjukkan gejala apapun.Penyakit seperti ini disebut latent (tersembunyi). Penyakit dapat ditularkan kepada tanaman yang lain.


BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1  Pelaksanaan
Pengamatan ini dilaksanakan sebagai kunjungan lapangan di desa Simapil-apil, yang memiliki beberapa jenis tanaman sayuran dengan prinsip hidroponik, pengamatan ini sebagai salah satu praktikum dari mata kuliah Pengendalian Hama Penyakit Tepadu, di laksanakan pada hari Kamis, 8 November 2013 pada pukul 14.00 WIB

3.2   Metode Pelaksanaan
            Alat yang digunakan adalah alat tulis untuk mencatat hal-hal penting atau berbagai macam jenis hama maupun penyakit yang ditemukan langsung pada tanaman.
Dan membuatnya dalam bentuk laporan pengamatan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
a. Pada tanaman gambas (Acutangula)ditemukan beberapa hama dan penyakit antara lain :
§         Hawar pada daun (Alternaria)
§         Hama penggorok daun / orek-orek (Liriomyza sp)
§         Embun tepung
§         Antraknosa
§         Busuk daun

b. Pada tanaman cabai
§         Antraknosa
§         Bimisa tabaci

c. Pada tanaman tomat
§         Bercak kering Alternaria
§         Hawar pada daun
§         Layu bakteri

d. Pada tanaman pare
§         Downy mildew
§         Embun tepung
§         Antraknosa
§         Kepik leptoglossus australis
§         Hawar
§         Lalat buah
§         Hama penggorok daun / orek-orek (Liriomyza sp)

e. Pada tanaman bawang daun
§         Bercak ungu
§         Ulat grayak
§         Ulat tanah

f. Pada tanaman Mentimun (Cucumis sativus)
§         (Cucumber Mosaic Virus, CMV)
§         Downy mildew

g. Pada daun Seledri
§         Bercak Daun Septoria


4.2  Pembahasan
a. Hama dan penyakit pada tanaman gambas
§                                                                                           Hawar
Dalam pertanian, hawar adalah salah satu dari gejala serangan suatu patogen tumbuhan. Serangan hawar ditandai dengan perubahan penampilan tumbuhan secara cepat, diawali dengan layu pada sebagian besar jaringan (terutama daun), kemudian diikuti klorosis yang cepat (hanya beberapa hari), menjadi coklat, lalu kematian jaringan di bagian permukaan. Gejala awal dapat berupa suatu lesi/bercak melingkar di daun yang semakin lama semakin membesar.Hawar kebanyakan menyerang daun atau bunga (sehingga sering disebut sebagai hawar daun) dan menyebabkan kerugian besar karena penyakit ini menyerang mendadak dan menyerang areal yang luas. Penyebabnya bisa berasal dari bakteri, fungi (jamur), atau protista (Oomycetes). Gejala layu mendadak muncul akibat tersumbatnya pembuluh tapis (floem) oleh koloniorganisme patogen, lalu terjadi ekspansi serangan ke jaringan sasaran.
Penyebabnya adalah (Alternaria panax Wetzel).Sumber serangan dan cara penularan penyakit ini : Sumber inokulum penyakit yang utama adalah sisa-sisa daun sakit, baik yang masih menempel maupun telah gugur. Cendawan ini juga menyerang tanaman hias lainnya, seperti tanaman walisongo. Cara penularan yang utama adalah melalui angin dan cipratan air.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit
Penyakit akan mudah berkembang jika tanaman ditanam di tempat yang ternaungi dan kelembabannya tinggi (aerasi kurang baik) dan jika sistem irigasi dilakukan melalui bagian tajuk (overhead irrigation). Selain itu tanaman yang mengalami stres hara juga akan lebih mudah terserang.

§      Hama penggorok daun / orek-orek (Liriomyza sp)
Gejala awal dari serangan hama pengorok daun adalah adanya bintik berwarna putih pada daun. Setelah beberapa hari dimulai dari bintik putih tadi akan terbentuk garis putih yang berkelok-kelok pada daun. Semakin hari garis-garis tersebut semakin banyak dan semakin panjang sehingga warna daun menjadi keputih-putihan dan akhirnya daun mengering dan mati.
Hama pengorok daun/ hama orek-orek/ hama gerandong disebabkan oleh lalat Liriomyza sp. Hama pengorok daun sangat sulit dikendalikan dengan insektisida biasa. lalat liriomyza sp ini mampu dikendalikan oleh insektisida berbahan aktif abamektin. Contoh insektisida berbahan aktif abamektin adalah agrimex, Mektin, kilirin dll

§         Embun tepung
Embun bulu termasuk penyakit daun, disebabkan oleh organisme cendawan parasit. Ia menyebar dari satu tanaman ke tanaman dalam bentuk spora melalui udara, air atau perantara lainnya. Embun bulu adalah penyakit cuaca basah, karena sering menginfeksi daun-daun yang basah berkepanjangan. Umumnya menyerang tanaman-tanaman merambat, seperti mentimun, anggur, kacang-kacangan, meskipun juga banyak komoditas lain termasuk selada, bawang, wortel, tembakau, bayam, keluarga kubis (brassicas), dll. Pada tanaman yang terserang, akan tampak jamur berbulu halus (Plasmopara viticola), muncul sebagai bercak putih kuning pada permukaan atas daun yang lebih tua. Pada permukaan bawah, daun ditutupi dengan putih keabu-abuan, seperti kapas. Akan nampak jelas terlihat setelah hujan atau terkena air dan seperti hilang segera setelah cuaca panas. Jika penyakit terus berlangsung, daun akhirnya berubah coklat dan renyah, kemudian rontok (meskipun tanaman memiliki cukup air).
Cara terbaik untuk mencegah penyakit bulai atau embun bulu tentunya adalah dengan menghindari kondisi lingkungan yang mendukung tumbuh suburnya penyakit tersebut. Karena sifat cendawan umumnya menyukai kondisi lembap, maka usaha yang logis untuk menekannya adalah dengan menciptakan lingkungan yang tidak lembap di lahan kita sebisa mungkin, di samping melakukan terapi melalui produk fungisida.
§         Antraknosa
Gejala yang pada daun umumnya bercak mulai dari tulang daun, yang meluas menjadi bercak coklat, bersudut-sudut atau agak bulat, garis tengahnya mencapai 1 cm atau bahkan dapat lebih. Daun yang masih berkembang dapat menjadi tidak rata. Beberapa bercak dapat bersatu dan dapat menyebabkan matinya seluruh daun. Bercak pada tangkai dan batang agak mengendap, memanjang berwarna coklat tua. Bercak pada buah muncul pada saat buah mulai masak. Di sini bercak berbentuk bulat, melekuk, tampak kebasah-basahan dan dapat sangat meluas. Pada cuaca lembap di tengah bercak terbentuk masa spora yang berwarna merah jambu.
Penyakit ini disebabkan oleh Colletotrichum langenarium. Konidium hialin, bersel satu, jorong atau bulat telur, dengan ukuran 13-19 x 4-6 µm. konidium membentuk massa sepertilendir berwarna merah jambu. Konidium berkecambah dengan membentuk pembuluh kecambah, yang jika berkontak dengan permukaan yang kuat akan membentuk apresorium bulat dengan dinding tebal dan berwarna tua. Tubuh buah cendawan berbentuk aservulus, mempunyai rambut-rambut kaku (seta) berwarna coklat, berdinding tebal, bersekat 2-3, panjangnya 90-120 µm, jumlahnya tidak tentu.
Cendawan bertahan pada sisa-sisa tanaman sakit, dan ada tanda-tanda terbawa biji. Karena terikat dalam massa lendir, konidium dipencarkan oleh air. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit daintaranya cuaca lembap dengan banyak hujan akan membantu pembentukan konidium, pemencaran konidium, dan infeksi. Perkecambahan dan pertumbuhan paling baik terjadi pada suhu 22-27oC.Pengelolaan dapat dilakukan dengan cara menanam benih yang sehat, mengadakan pergiliran tanaman, atau dengan penyemprotan fungisida.
§         Busuk daun
Gejala penyakit ini terlihat dari permukaan atas daun yaitu bercak-bercak kuning, sering agak bersudut karena dibatasi oleh tulang-tulang daun. Pada cuaca lembap pada sisi bawah bercak terdapat parang (cendawan) seperti bulu yang warnanya keunguan. Pada mentimun daun yang sakit dapat mati. Pada tanaman lain bercak pada daun yang berwarna kuning tadi dapat menjadi coklat, meskipun tidak mati, tanaman sakit sangat menderita, menjadi lemah sehingga hasilnya kurang dan mutunya tidak baik.
Penyebab penyakit ini adalah Pseudoperonospora cubensis (Holliday, 1980), yang saat ini masih banyak disebut dengan nama Peronospora cubensis. Merupakan parasit obligat. Cendawan memiliki miselium tidak bersekat, interseluler, dengan alat penghisap (haustorium) kecil, jorong, kadang-kadang mempunyai cabang seperti jari. Sporangiofor keluar melalui mulut kulit, dapat berkelompok sampai lima. Sepertiga bagian yang paling atas dari sporangiofor bercabang, baik secara dikotom atau antara dikotom dan monopodial. Sporangium ungu kelabu atau ungu kecoklatan, bulat telur atau jorong, berdinding tipis, mempunyai papil pada ujungnya. Sporangium berukuran 21-39 x 14-23 µm, berkecambah dengan membentuk zoospore, flagel 2, yang setelah berhenti dan membulat bergaris tengh 10-13 µm. diragukan apakah cendawan ini dapat membentuk oospora (Singh, 1969).
Daur penyakit busuk daun ini mengingat Pseudoperonspora cubensis tidak dapat hidup sebagai saprofit pda sisa-sisa tanaman, dan tidak membentuk spora atau alat tahan lainnya, diduga bahwa cendawan bertahan pada tanaman labu-labuan yang selalu ada. Spora dipancarkan oleh angin, dan infeksi terjadi melalui stomata.Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit dintaranya kelembapan dan akan berkembang hebat jika terdapat benyak kabut dan embun. Infeksi hanya akan terjadi bila kelembapan udara 100%, suhu 10-20oC, dengan suhu optimum 16-22oC.
Upaya pengelolaan untuk mengurangi sumber infeksi dianjurkan agar tanaman yang terserang bert dibongkar kemudian dibakar atau dipendam. Sisa-sisa tanaman lama dibersihkan dan jangan menanam di dekat tanaman tua. Mengurangi kelembapan dalam pertanaman, misalnya dengan mengatur jarak tanam dan drainasi yang baik. Busuk daun dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida nabam, zineb, atau maneb. Namun pada umumnya usaha ini dianggap kurang menguntungkan, mengingat rendahnya nilai hasil tanaman. Tanaman labu-labuan kurang tahan terhadap tembaga dan blerang, oleh karena itu fungisida tembaga dan blerang tidak dianjurkan untuk pengendalian penyakit ini (Knott dan Deanon, 1967; Tindall. 1987).
b. Pada tanaman cabai

§         Antraknosa
Penyakit Antracnose dikenal juga dengan istilah “pathek” adalah penyakit yang hingga saat ini masih menjadi momok bagi petani cabai. Buah yang menunggu panen dalam beberapa waktu berubah menjadi busuk oleh penyakit ini. Gejala awal dari serangan penyakit ini adalah bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair, buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim hujan. Penyebab penyakit ini adalah jamur carnifora capsici.
Pengendalian membersikan tanaman yang terserang agar tidak menyebar, saat pemilihan benih harus kita lakukan secara selektif, menanam benih cabai yang memiliki ketahanan terhadap penyakit pathek. Secara kimia, disemprot dengan fungisida sistemik berbahan aktif triadianefon dicampur dengan fungisida kontak berbahan aktif tembaga hidroksida seperti Kocide 54WDG, atau yang berbahan aktif Mankozeb seperti Victory 80WP.
c. Pada tanaman tomat

§         Bercak kering Alternaria
Tanaman yang termasuk Solanaceae antara lain kentang (Solanum tuberosum), terung (S. melongenas), ranti (S. nigrum), kecubung (Datura stramonium). Gejala dapat terjadi pada daun, batang, dan buah. Pada daun terdapat bercak-bercak kecil bulat dan bersudut, berwarna coklat tua sampai hitam. Di sekitar bercak nekrotik terdapat halo sempit. Pada serangan berat banyak terdapat bercak, daun akan layu dan gugur sebelum waktunya . Gejala pada batang ditandai dengan bercak gelap yang mempunyai lingkaran-lingkaran terpusat. Gejala pada buah umumnya melalui batang atau calyx, terjadi bercak dengan lingkaran-lingkaran terpusat. Buah yang terinfeksi akan gugur sebelum masak.
Penularan penyakit ini melalui sisa-sisa tanaman sakit, tanah dan benih.
Pengendalian penyakit benih :Di Hongaria dikendalikan dengan perlakuan benih yaitu dengan perendaman selama 15 menit dalam ceresan 0,1 %.

§         Hawar pada daun(late blight, fruit rot) : Phytophthora infestans (Mount.)
Gejala serangannya berupa bercak pada daun pada awalnya berupa bercak kebasahan kemudian meluas secara cepat menjadi bercak hijau pucat sampai coklat. Pada kondisi lembab pada permukaan bawah daun terdapat gejala busuk berwarna abu-abu keputihan, kemudian berkembang menjadi bercak besar berwarna coklat.

Daun yang terinfeksi menjadi coklat, menggulung, dan mati. Batang dan petiole juga dapat terserang, sehingga keseluruhan tanaman mati.
Buah yang terserang nampak bercak gelap seperti berminyak. Bercak dapat membesar sehingga menutupi seluruh buah. Gejala busuk lunak oleh bakteri biasanya mengikuti gejala hawar daun sehingga menyebabkan timbulnya bau busuk.Penularan penyakit ini melalui sisa-sisa tanaman sakit dan benih.Pengendalian penyakit benih dengan perlakuan desinfeksi permukaan benih.

§         Layu bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum. Gejalanya tanaman yang sehat tiba-tiba saja layu yang dalam waktu tidak sampai 3 hari tanaman mati. Bakteri ini ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa tanaman, pengairan,nematoda atau alat-alat pertanian.
Pengendalian membuang tanaman yang terserang, tetap menjaga bedengan tanaman selalu dalam kondisi kering, rotasi tanaman. Secara kimiawi, semprot dengan larutan Kocide 77WP konsentrasi 5 - 10 gr/liter pada lubang tanam sebanyak 200 ml/tanaman interval 10 - 14 hari dan dimulai saat tanaman mulai berbunga.
d. Pada tanaman pare

§         Downy mildew
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis
Gejala serangan : berupa bercak-bercak kekuning-kuningan pada permukaan daun bagian atas yang di batasi tulang-tulang daun. Bercak-bercak pada daun tersebut berawal dari daun-daun tua pada bagian bawah tanaman dan merambat keatas. Pada pagi hari atau pada saat kelembaban tinggi, dibagian permukaanbawah daun akan terlihat massa jamur berwarna hitam. Kondisi yang mendukung perkembangan jamur adalah kelembaban tinggi dan suhu sejuk ( 18˚- 22˚C ) atau hujan yang diselingi panas.
Pengendalian : sanitasi lahan dari gulma, melakukan rotasi tanaman dan aplikasi yang berbahan aktif propineb dan tridemorf, seperti Ridomil Gold dosis 2 gr pada pagi hari
§         Embun tepung
Gejala awalnya ditandai dengan adanya tepung putih pada daun terbawah. Daun yang terserang menjadi kuning, coklat, dan akhirnya mongering. Batang jg diserang tepung ini, batang dilapisi tepung. Tanaman akan lemah dan mati atau buahnya tidak normal. Penyebab gejala ini adalah cendawan Oidium sp.
Pengendalian dapat dilakukan dengan :
a. Mengurangi kelembaban disekitar tanaman dengan cara pengaturan jarak tanam dan   drainase yang baik.
b. Menyemprot fungisida sulfur dosis 2 g/liter
c. Menanam varietas yang resisten
d. Membuang bagian tanaman yang diserang.

§         Antraknosa
Gejala penyakit ini daun bernoda hitam. Pada serangan berat batang dan buah juga diserang, dan serangan lebih berat jika terjadi pada musim hujan. Gejala penyakit ini disebabkan oleh cendawan collectrichum sp. Pengendalian dengan memusnahkan tanaman yang terserang, pergiliran tanaman, dan penyemprotan dengan fungisida benlate dengan dosis 2 gram/liter

§         Lalat buah
Gejalanya adalah daging buah tidak dapat dimakan karena busuk dan berair dengan ratusan belatung. Pengendalian dengan membungkus tanaman pare pada waktu berbuah, menggunakan insect trap, mengadakan penyiangan dan pembubunan.

§         Lalat buah
Gejalanya adalah daging buah tidak dapat dimakan karena busuk dan berair dengan ratusan belatung. Pengendalian dengan membungkus tanaman pare pada waktu berbuah, menggunakan insect trap, mengadakan penyiangan dan pembubunan.

§         Hama penggorok daun / orek-orek (Liriomyza sp)
Gejala awal dari serangan hama pengorok daun adalah adanya bintik berwarna putih pada daun. Setelah beberapa hari dimulai dari bintik putih tadi akan terbentuk garis putih yang berkelok-kelok pada daun. Semakin hari garis-garis tersebut semakin banyak dan semakin panjang sehingga warna daun menjadi keputih-putihan dan akhirnya daun mengering dan mati.
Hama pengorok daun/ hama orek-orek/ hama gerandong disebabkan oleh lalat Liriomyza sp. Hama pengorok daun sangat sulit dikendalikan dengan insektisida biasa. lalat liriomyza sp ini mampu dikendalikan oleh insektisida berbahan aktif abamektin. Contoh insektisida berbahan aktif abamektin adalah agrimex, Mektin, kilirin dll

e. Pada tanaman bawang daun

§         Bercak ungu
Yang di sebabkan olehAlternaria porri
Gejala pertama terjadi bercak kecil, melekuk, berwarna putih hingga kelabu. Jika membesar bercak tampak bercincin-cincin danwarnanya agak keunguan. Tepinya agak kemerahan atau keunguan dan dikelilingi oleh zone berwarna kuning, yang dapat meluas agak jauh di atas atau di bawah bercak. Pada cuaca lembah bercak tertutupi oleh konidiofurdan konidium jamur yang berwarna coklat sampai hitam. Ujung daun yang sakit mongering. Bercak lebih banyak terdapat pada daun yang sudah tua.
Infeksi pada umbi lapis biasanya terjadi saat panen atau sesudanya. Umbi yang membusuk agak berair. Pembusukan mulai dari leher, dan ini mudah dikenal dari warna yang kuning sampai merah kecoklatan. Jika benang-benang jamur yang berwarna gelap itu berkembang. Jaringan yang sakit akan mongering, berwarna gelap dan berstrutur seperti kertas
Pengelolaan penyakit.
1.      Becak ungu dikendalikan dengan menanam bawang di lahan yang mempunyai drainasi baik dan dengan mengadakan pergiliran tananman(rotasi) (Knott dan Deaon, 1967).
2.      Pada bawang daun pemberian pupuk organik yang terdiri atas casting(kotoran cacing) dan mulsa jerami, secara terpisah maupun kombinasinya,dapat mengurangi bercak ungu, disamping juga mengurangi kutu daun (Handayati dan Sihombing,2000).Pemberian pupuk kandang.pupuk hayati Azolla, dan urea juga terbukti dapat menekan intensitas penyakit pada bawang daun (Tejasarwana dan Rahardjo, 2000).
3.      Jika diperlukan,penyakit dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida. Untuk keperluan ini dapat dipakai fungisida tembaga, ferban, zineb, dan nabam yang di tambah sulfat seng. Fungisida perlu di tambah perata agar dapat membasahi daun bawang yang berlilin itu.
§         Ulat grayak(Spodoptera litura F.)
Gejala serangan, larva yang masih kecil merusak daun yang menyerang secara serentak berkelompok. Dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas, transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Biasanya larva berada di permukaan bawah daun, umumnya terjadi pada musim kemarau.
Tanaman inang, hama ini bersifat polifag, selain jagung ulat grayak juga menyerang tomat, kubis, cabai, buncis, bawang merah, terung, kentang kangkung, bayam, padi, tebu, jeruk, pisang, tembakau, kacang-kacangan, tanaman hias, gulma Limnocharis sp, dll.
Pengendalian ;
a). Kultur teknis;Pembakaran tanaman, Pengolahan tanah yang intensif.
b). Pengendalian fisik / mekanis
- Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya.
- Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang di tengah tanaman sejak tanaman berumur 2 minggu.
c). Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami seperti : patogen SI-NPV (Spodoptera litura- Nuclear Polyhedrosis Virus), Cendawan Cordisep, Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan Metarhizium anisopliae, bakteri Bacillus thuringensis, nematoda Steinernema sp,. Predator Sycanus sp,. Andrallus spinideus, Selonepnis geminada, parasitoid Apanteles sp., Telenomus spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp.
d). Pengendalian Kimiawi
Beberapa insektisida yang dianggap cukup efektif adalah monokrotofos, diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos, sianofenfos, dan karbaril.

§         Ulat tanah(Agrotis ipsilon Hufn.)
Hama ini sering disebut uler lutung (Jawa) atau hileud taneuh (Sunda) dan "Cutworms" (Inggris). Serangga dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat tua, bagian sayap depannya bergaris-garis dan terdapat titik putih. Stadium hama yang merugikan tanaman adalah ulat atau larva. Ciri: ulat tanah adalah berwarna coklat sampai hitam, panjangnya antara 4-5 cm dan bersembunyi di dalam tanah. Gejala: ulat tanah menyerang bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman wortel yang masih muda. Akibat serangan, tanaman layu atau terkulai, terutama pada bagian tanaman yang dirusak hama. Pengendalian non kimiawi: dilakukan dengan mengumpulkan ulat pada pagi atau siang hari, dari tempat yang dicurigai bekas serangannya untuk segera dibunuh, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman. Pengendalian kimiawi: dengan menggunakan insektisida Furadan 3G atau Indofuran 3G pada saat tanam atau disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.

f. Pada tanaman Mentimun

§         (Cucumber Mosaic Virus, CMV)
Gejala pada tanaman sakit mempunyai daun-daun yang mempunyai belang hijau tua dan hiaju muda, dengan bermacam-macam corak. Bentuknya dapat berubah, berkerut, kerdil, atau tepinya menggulung ke bawah. Buah mengalami bercak-bercak hijau pucat atau putih, bersaling dengan bercak tua yang agak menonjol ke luar. Jika tanaman bertambah tua gambaran mosaik makin kabur. Ruas-ruas yang muda terhambat pertumbuhannya, sehingga daun-daun ujung membentuk roset. Gejala bervariasi tergantung strain virusnya, dan juga dipengaruhi oleh tumbuhan inang, musim, suhu, dan penyinaran harian. Bahkan ada kemungkinan adanay kombinasi RNA yag bersal dari dua atau lebih srtain (Wahyuni, 1995).
Penyebab mosaik mentimun adalah virus misaic mentimun (Cucumber Mosaic Virus, CMV) yang mempunyai banyak strain virus. Sifat fisik macam-macam strain banayk persamaannya. Titik inaktivasi pemanasannya adalah 55-70 oC, dapat bertahan dalam sap tumbuhan sakit 1-10 hari.
Virus dapat ditularkan secara mekanis dengan gosokan, atau lebih dari 60 serangga, khususnya kutu-kutu daun secara non persisten, dan sering kali dapat terbawa olah biji. Penyakit mosaik mentimun sukar dikendalikan karena banyaknya tumbuhan inang virus. Untuk mengurangi penularan secara mekanik oleh manusia, diusahakan tidak memegang tanaman terlalu keras, khususnya tanaman-tanaman yang masih kecil atau dengan mencuci tangan.

§         Downy mildew
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis
Gejala serangan : berupa bercak-bercak kekuning-kuningan pada permukaan daun bagian atas yang di batasi tulang-tulang daun. Bercak-bercak pada daun tersebut berawal dari daun-daun tua pada bagian bawah tanaman dan merambat keatas. Pada pagi hari atau pada saat kelembaban tinggi, dibagian permukaanbawah daun akan terlihat massa jamur berwarna hitam. Kondisi yang mendukung perkembangan jamur adalah kelembaban tinggi dan suhu sejuk ( 18˚- 22˚C ) atau hujan yang diselingi panas.
Pengendalian : sanitasi lahan dari gulma, melakukan rotasi tanaman dan aplikasi yang berbahan aktif propineb dan tridemorf, seperti Ridomil Gold dosis 2 gr pada pagi hari

g. Pada daun Seledri
§         Bercak Daun Septoria
Penyakit
Bercak Daun Septoria
Inang
Seledri (Apium graveolens L.)
Gejala
Pada umumnya mula-mula pada daun terjadi bercak-bercak klorotis, yang lalu menjadi nekrotis dengan garis tengah beberapa mm. Daerah klorotis di sekitar bagian yang mengkrotis tadi makin meluas sehingga dapat meliputi sebagian besar dari daun. Pada bagian yang nekrotis dan pada bagian di luarnya terdapat titik-titik halus berwarna hitam. Ini adalah badan buah (piknidium) jamur penyebab penyakit. Pada tangkai daun penyakit menyebabkan timbulnya bercak-bercak memanjang, berwarna coklat.
Selain bentuk yang umum itu, kadang-kadang pada daun seledri terlihat bercak-bercak lebar yang dapat mempunyai garis tengah sampai 10 mm. Bercak ini mempunyai batas yang jelas. Untuk membedakannya bentuk ini disebut bentuk bercak besar (large-spot form). Pada bentuk bercak besar titik-titik hitam lebih sedikit terdapat dan umumnya terbatas di dekat pusat bercak.
Penyebab
Septoria apii-graveolentis Laibach
Deskripsi
Konidium panjang dengan beberapa sekat, ukurannya 22,5-58,5 x 1,5-5,0 µm. Tubuh buah berbentuk piknidium berdiameter 73-147 µm dengan ostiol 1/3-1/2 dari diameter piknidium. Cendawan bertahan pada biji-biji dan sisa-sisa tanaman sakit. Cendawan yang berkembang pada biji piknidiumnya bertahan pada kulit biji. Perkembangan penyakit terjadi pada kondisi lingkungan yang sejuk dan cuaca lembab.  
Pengendalian
1.    Tidak menanan terlalu rapat
2.  Menanam biji yang sudah disimpan selama 3 tahun. Biji-biji yang belum disimpan selama itu sebaiknya dirawat dengan air panas dengan suhu 48-49oC selama 30 menit. Setelah itu biji dikeringkan dan diobati dengan serbuk tiram sebelum ditanam.
3. Sisa-sisa tanaman dibersihkan dan dipendam, agar tidak menjadi sumber infeksi untuk pertanaman berikutnya, atau pertanaman sekitarnya.
4. Mengadakan pergiliran tanaman yang tepat. Jika seledri di lahan tertentu selalu terjangkit penyakit ini secara berat sebaiknya lahan tersebut tidak ditanami seledri selama 2-3 tahun.
5. Tanaman dilindungi dnegan fungisida, yang akan melindungi tanaman terhadap bercak daun Cercospora dan hewan bakteri.



DAFTAR PUSTAKA
vhttp://www.taniorganik.com/trik-mengatasi-embun-bulu-downy-mildew-pada-tanaman-mentimun-di-sariwangi-tasikmalaya/
http://nananghartoyo.wordpress.com/2009/10/28/bercak-ungu/
Diakses 28 November 2013